Penulis: Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Beberapa Mall maupun Swalayan di Kota Madiun yakni Matahari Plaza, Timbul Jaya Plaza, Carrefour, President Plaza dan Pasar Raya Sri Ratu, nampak sepi pengunjung.
Sejak mall itu buka, hingga sekitar pukul 11.30 WIB---nampak lenggang tidak seperti biasanya pada hari libur yakni Sabtu dan Minggu sebelumnya.
"Apa karena, warga lagi nonton baku tembak antara Densus 88 Anto Teror (AT) dengan kelompok Noordin M. Top di TV ?," papar Wahyu (40), petugas parkir Matahari Plaza Jalan Pahlawan, Kota Madiun, Sabtu (8/8/2009).
Pantauan Inf@sekitarkita.com dibeberapa mall maupun swalayan, tidak menunjukan kerameian pengnjung seperti hari libur sebelumnya.**
Sabtu, 08 Agustus 2009
PSK Gude Pelototi, Densus 88 AT Vs Noordin M Top di TV
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Sejak Densun 88 Anti Teror (AT) Polri bangu tembak Vs Noordin M. Top di Temanggung-Jawa Tengah, puluhan wanita pekerja seks komersial (PSK) Wisma Wanita Harapan (WWH) Gude, Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, stop layanan seks.
Mengapa demikian ? Kata ketua RT 06 yang juga pengurus dan pembina WWH Gude yakni Soewadji, karena waktu untuk buka praktek melayani laki-laki hidung belakng digunakan untuk melihat perburuan Noodin M. Top di televisi (TV).
Saking gemesnya terhadap pelaku terorisme Noordin M. Top, mereka rela kehilangan para tamu yang datang ke wisma tersebut. Bahkan, keesokan harinya dilanjutkan melihat tayangan baku tembak Densun 88 AT dengan kelompok Noordin M. Top.
"Mati tuh, Noordin M Top," katanya, sembari diikuti belasan wanita PSK yang berada di wisma sekitar kediamaan pengurus dan pembina WWH Gude itu, Sabtu (8/8/2009).
Menurutnya dengan tewasnya gembong teroris Noordin M. Top, lokalisasi Gude Madiun akan kembali merasakan nyaman. Sebab, sejak pelaku bom Jakarta dan Noordin M. Top dicari polisi, lokasisi Gude sering diawasi Intelijen jajaran Polwil setempat.
Akibatnya, sebagian tamu atau pelanggan takut kena razia bila datang ke lokalisasi Gude tersebut. Kali ini, mereka mengaku baru bisa tetang. Karena, Noordin M Top tewas ditembak Densun 88 AT.
"Mulai hari ini, kami kembali beraktivitas dengan tenang dan nyaman. Tidak, punya was-was lagi--diawasi polisi siang malam," jelas Soewadji, lagi.**
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Sejak Densun 88 Anti Teror (AT) Polri bangu tembak Vs Noordin M. Top di Temanggung-Jawa Tengah, puluhan wanita pekerja seks komersial (PSK) Wisma Wanita Harapan (WWH) Gude, Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, stop layanan seks.
Mengapa demikian ? Kata ketua RT 06 yang juga pengurus dan pembina WWH Gude yakni Soewadji, karena waktu untuk buka praktek melayani laki-laki hidung belakng digunakan untuk melihat perburuan Noodin M. Top di televisi (TV).
Saking gemesnya terhadap pelaku terorisme Noordin M. Top, mereka rela kehilangan para tamu yang datang ke wisma tersebut. Bahkan, keesokan harinya dilanjutkan melihat tayangan baku tembak Densun 88 AT dengan kelompok Noordin M. Top.
"Mati tuh, Noordin M Top," katanya, sembari diikuti belasan wanita PSK yang berada di wisma sekitar kediamaan pengurus dan pembina WWH Gude itu, Sabtu (8/8/2009).
Menurutnya dengan tewasnya gembong teroris Noordin M. Top, lokalisasi Gude Madiun akan kembali merasakan nyaman. Sebab, sejak pelaku bom Jakarta dan Noordin M. Top dicari polisi, lokasisi Gude sering diawasi Intelijen jajaran Polwil setempat.
Akibatnya, sebagian tamu atau pelanggan takut kena razia bila datang ke lokalisasi Gude tersebut. Kali ini, mereka mengaku baru bisa tetang. Karena, Noordin M Top tewas ditembak Densun 88 AT.
"Mulai hari ini, kami kembali beraktivitas dengan tenang dan nyaman. Tidak, punya was-was lagi--diawasi polisi siang malam," jelas Soewadji, lagi.**
Kamis, 06 Agustus 2009
Daop VII Madiun, Terdapat 172 Lintasan KA Tak Terjaga
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Menjelang lebaran 2009, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun minta agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan bila melewati perlintasan Kereta Api (KA) yang tidak terjaga petugas.
Sebab, di Daop VII Madiun terdapat 268 Jalan Pintu Perlintasan (JPL) KA yakni terjaga, tidak terjaga dan liar. Terjaga yakni 64 JPL, Liar 32 JPL (jalur alternatif) dan Tidak Terjaga (jalan raya) 172 JPL..
Namun hasil rapat koordinasi antara PT KAI, Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Kabupaten dan Kota, agar masing-masing disetiap JPL yang liar maupun tidak terjaga diadakan pengawasan selama 24 jam.
Hasil koordinasi itu, yakni pihak PT KAI dan Dishub dimasing-masing pemerintahan memberikan ijin kepada warga yang peduli atas keselamatan pengguna jalan khususnya di JPL tersebut.
Artinya, setiap JPL liar maupun tidak terjaga meibatkan warga untuk menjaga selama 24 jam secera bergantian. Sedangkan penghasilan mereka, diperoleh dari warga yang tengah melintas sesuai dengan kemampuannya.
"Untuk di Daop VII Madiun, baru terlaksana tiga titik yaitu di Desa Teguhan-Kecamatan Jiwan, Desa/Wonoasri, Kabupaten Madiun," ujar Kepala Humas Daop VII Madiun, Drs Hariyono Wirotomo, Kamis (6/8/2009).
Lalu berikutnya, kata dia, di Desa Sambing, Kabupaten Jombang. Selama ini, penjaga JPL liar dan tidak terjaga (istilahnya pak Oga) terlaksana 24 jam yakni dibagi menjadi 2 sip. Sip siang dari pukul 07.WIB hingga 17.00 WIB,
Sedang malam harinya, tinggal menyesuaian situasi apakah volume arus lalulintas padat atau tidak. Bahkan, dalam sehari--pendapatan mereka cukup banyak. Meski demikian, setiap staf PT KAI melintas di JPL, selalu memberikan tips.
"Itu sudah menjadi kesepakatan bersama, antara pimpinan dengan staf PT KAI. Selain dari staf PT KAI, juga pendapatan dari pengguna jalan lainnya," jelasnya, lagi.**
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Menjelang lebaran 2009, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun minta agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan bila melewati perlintasan Kereta Api (KA) yang tidak terjaga petugas.
Sebab, di Daop VII Madiun terdapat 268 Jalan Pintu Perlintasan (JPL) KA yakni terjaga, tidak terjaga dan liar. Terjaga yakni 64 JPL, Liar 32 JPL (jalur alternatif) dan Tidak Terjaga (jalan raya) 172 JPL..
Namun hasil rapat koordinasi antara PT KAI, Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, Kabupaten dan Kota, agar masing-masing disetiap JPL yang liar maupun tidak terjaga diadakan pengawasan selama 24 jam.
Hasil koordinasi itu, yakni pihak PT KAI dan Dishub dimasing-masing pemerintahan memberikan ijin kepada warga yang peduli atas keselamatan pengguna jalan khususnya di JPL tersebut.
Artinya, setiap JPL liar maupun tidak terjaga meibatkan warga untuk menjaga selama 24 jam secera bergantian. Sedangkan penghasilan mereka, diperoleh dari warga yang tengah melintas sesuai dengan kemampuannya.
"Untuk di Daop VII Madiun, baru terlaksana tiga titik yaitu di Desa Teguhan-Kecamatan Jiwan, Desa/Wonoasri, Kabupaten Madiun," ujar Kepala Humas Daop VII Madiun, Drs Hariyono Wirotomo, Kamis (6/8/2009).
Lalu berikutnya, kata dia, di Desa Sambing, Kabupaten Jombang. Selama ini, penjaga JPL liar dan tidak terjaga (istilahnya pak Oga) terlaksana 24 jam yakni dibagi menjadi 2 sip. Sip siang dari pukul 07.WIB hingga 17.00 WIB,
Sedang malam harinya, tinggal menyesuaian situasi apakah volume arus lalulintas padat atau tidak. Bahkan, dalam sehari--pendapatan mereka cukup banyak. Meski demikian, setiap staf PT KAI melintas di JPL, selalu memberikan tips.
"Itu sudah menjadi kesepakatan bersama, antara pimpinan dengan staf PT KAI. Selain dari staf PT KAI, juga pendapatan dari pengguna jalan lainnya," jelasnya, lagi.**
PT KAI Daop VII Madiun, Remajakan Jalur Lintas Selatan
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Memasuki bulan Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri 2009, berbagai persiapan mulai dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun.
Saat ini, Daop VII Madiun mulai melakukan peremajaan rel, bantalan rel dan mengatasi daerah rawan banjir, tanah amblas maupun rel patah.
Hal itu, bagian peningkatan pelayanan, kenyamanan dan keamanan masyarakat yang menggunakan jasa transoprtasi darat jenis Kereta Api (KA). Bahkan, Daop VII sendiri menargetkan sebelum lebaran 2009 peremajaan sudah selesai.
"Peremajaan jalur KA lintas selatan dibeberapa titik, sebelum lebaran atau H-7 harus sudah rampung," ujar Kepala Humas Daop VII Madiun, Drs Hariyono Wirotomo, Kamis (6/8/2009).
Menurutnya daerah perbaikan rel serta bantalan kayu ke beton yakni dijalur selatan Kertosono-Nganjuk sepanjang 17 kilometer sepur. Dijalur tersebut, peremajaan rel dari ukuran type R 42 diganti rel type R 54. Sebab, rel type R 54 lebih kuat, besar dan panjang.
Lalu, selanjutnya dilakukan peremajaan rel type R 42 ke type R 54 dijalur Ngawi-Kedunggalar. Disepanjang jalur itu, juga dilakukan pergantian bantalan rel kayu menjadi beton yakni 7 kilometer sepur.
Kediri-Kertosono perbaikan bantalan kayu, menjadi beton yakni sepanjang 26 kilometer sepur. Sementara dijalur tersebut, masih menggunakan rel type R 33 (rel lama). Sesuai rencana 2010 mendatang, akan dilakukan peremajaan rel dari rel type R 33 menjadi rel type R 54.
"Namun rel untuk dijalur Kediri-Kertosono sepanjang 26 kilometer sepur itu, akan diambilkan rel type R 43 yang saat ini masih digunakan dijalur Surabaya-Solo," jelasnya.**
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Memasuki bulan Ramadhan serta Hari Raya Idul Fitri 2009, berbagai persiapan mulai dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun.
Saat ini, Daop VII Madiun mulai melakukan peremajaan rel, bantalan rel dan mengatasi daerah rawan banjir, tanah amblas maupun rel patah.
Hal itu, bagian peningkatan pelayanan, kenyamanan dan keamanan masyarakat yang menggunakan jasa transoprtasi darat jenis Kereta Api (KA). Bahkan, Daop VII sendiri menargetkan sebelum lebaran 2009 peremajaan sudah selesai.
"Peremajaan jalur KA lintas selatan dibeberapa titik, sebelum lebaran atau H-7 harus sudah rampung," ujar Kepala Humas Daop VII Madiun, Drs Hariyono Wirotomo, Kamis (6/8/2009).
Menurutnya daerah perbaikan rel serta bantalan kayu ke beton yakni dijalur selatan Kertosono-Nganjuk sepanjang 17 kilometer sepur. Dijalur tersebut, peremajaan rel dari ukuran type R 42 diganti rel type R 54. Sebab, rel type R 54 lebih kuat, besar dan panjang.
Lalu, selanjutnya dilakukan peremajaan rel type R 42 ke type R 54 dijalur Ngawi-Kedunggalar. Disepanjang jalur itu, juga dilakukan pergantian bantalan rel kayu menjadi beton yakni 7 kilometer sepur.
Kediri-Kertosono perbaikan bantalan kayu, menjadi beton yakni sepanjang 26 kilometer sepur. Sementara dijalur tersebut, masih menggunakan rel type R 33 (rel lama). Sesuai rencana 2010 mendatang, akan dilakukan peremajaan rel dari rel type R 33 menjadi rel type R 54.
"Namun rel untuk dijalur Kediri-Kertosono sepanjang 26 kilometer sepur itu, akan diambilkan rel type R 43 yang saat ini masih digunakan dijalur Surabaya-Solo," jelasnya.**
Polres Madiun
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitar.com [Madiun] - Untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), unit Satreskrim Polres Madiun, akhirnya menggelar rekonstruksi kasus pidana percobaan pembunuhan dilakukan tersangka Puryanto (28)-ayah tiri Endi Tegar Kurniadinata (3,5) tahun.
Dalam rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yakni rel Kereta Api (KA) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun yakni di Desa Dusun Robahan, Kel/Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, mendapat perhatian dari masyarakat setempat.
Menghindari hal tidak diinginkan, rekonstruksi penganiayaan hingga percobaan pembunuhan dilakukan tersangka kepada Tegar mendapat mengamanan ketat dari ratusan personil Polsek Mejayan dan Polres Madiun.
Disela-sela itu, Tim Indentifikasi langsung mengarahkan saat tersangka melakukan kali peratama penganiayaan kepada anak tirinya itu. Adegan pertama dilakukan didalam kamar. Dini hari, tersangka menggendong korban yang saat itu sedang tidur.
Lalu, dalam kegelapan malam, tersangka langsung membawa korban sekitar sawah atau dekat rel KA yang jaraknya sekitar 75 meter dari rumahnya. Selanjutnya, tersangka melakukan penganiayaan dengan cara mencekik leher korban.
"Tujuannya, tersangka mencekik leher agar korban tewas seketika. Setelah itu, untuk menghilanghkan jejaknya, korban dibawa ke rel KA. Begitu korban tidak berdaya diatas rel, tersangka langsung kabur," ujar Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP Moh Zaini, Kamis (6/8/2009).
Menurutnya dari pengakuan tersangka, tidak begitu lama datang KA Bangunkarta tujuan Surabaya-Jakarta melaju kecepatan tinggi. Saat itu juga, korban sadarkan diri dan mencoba menghindar. Namun, bagian kaki kakan korban terlindas KA tersebut.
"Setelah melihat adegan dalam rekontruksi tadi, tersangka memang sudah punya niat untuk menghabisi nyawa korban," jelasnya.**
Inf@sekitar.com [Madiun] - Untuk melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), unit Satreskrim Polres Madiun, akhirnya menggelar rekonstruksi kasus pidana percobaan pembunuhan dilakukan tersangka Puryanto (28)-ayah tiri Endi Tegar Kurniadinata (3,5) tahun.
Dalam rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yakni rel Kereta Api (KA) Daerah Operasional (Daop) VII Madiun yakni di Desa Dusun Robahan, Kel/Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, mendapat perhatian dari masyarakat setempat.
Menghindari hal tidak diinginkan, rekonstruksi penganiayaan hingga percobaan pembunuhan dilakukan tersangka kepada Tegar mendapat mengamanan ketat dari ratusan personil Polsek Mejayan dan Polres Madiun.
Disela-sela itu, Tim Indentifikasi langsung mengarahkan saat tersangka melakukan kali peratama penganiayaan kepada anak tirinya itu. Adegan pertama dilakukan didalam kamar. Dini hari, tersangka menggendong korban yang saat itu sedang tidur.
Lalu, dalam kegelapan malam, tersangka langsung membawa korban sekitar sawah atau dekat rel KA yang jaraknya sekitar 75 meter dari rumahnya. Selanjutnya, tersangka melakukan penganiayaan dengan cara mencekik leher korban.
"Tujuannya, tersangka mencekik leher agar korban tewas seketika. Setelah itu, untuk menghilanghkan jejaknya, korban dibawa ke rel KA. Begitu korban tidak berdaya diatas rel, tersangka langsung kabur," ujar Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP Moh Zaini, Kamis (6/8/2009).
Menurutnya dari pengakuan tersangka, tidak begitu lama datang KA Bangunkarta tujuan Surabaya-Jakarta melaju kecepatan tinggi. Saat itu juga, korban sadarkan diri dan mencoba menghindar. Namun, bagian kaki kakan korban terlindas KA tersebut.
"Setelah melihat adegan dalam rekontruksi tadi, tersangka memang sudah punya niat untuk menghabisi nyawa korban," jelasnya.**
Selasa, 04 Agustus 2009
Putusan MA-RI, Tak Pengaruhi Pelantikan Anggota DPRD
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun, tidak terpengaruh adanya putusan Mahkamah Agung (MA-RI) Nomor 16P/HUM/2009 tetang Penghitungan Tahap II hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 lalu.
Sehingga, pelantikan anggota DPRD periode 2009-2014--tetap dilakukan sesuai jadual semula yakni tanggal 24 Agustus 2009 mendatang. Bahkan terkait putusan MA-RI, KPU hingga ini--belum menerima surat resmi dari KPU Pusat.
"KPU daerah, sama sekali belum bersikap. Maka, kami menilai segalanya masih seperti jadual semula," jelas Wahyudi, anggota KPU Kabupaten Madiun, Selasa (4/8/2009).
Ia mengatakan terkait nama-nama calon legislator periode 2009-2014, soal kursi bagi partai politik (Parpol)--juga masih belum berubah. Artinya, susunan masih sama seperti hasil yang ditetapkan KPU, setelah Pileg lalu.
Maka demikian, KPU secepatnya akan mengirim nama-nama calon legislator ke Surabaya yakni untuk diajukan kepada Gubernur Jawa Timur. Setelah disetujui, akan dilakukan pelantikan.
Namun, apabila nantinya KPU harus melaksanakan putusan MA-RI ? Tentu, pihaknya siap mengikuti apa yang ditetapkan sesuai peraturan KPU. Dengan demikian, Wahyudi tidak berani berandai-andai partai mana yang harus kehilangan atau tambahan kursi.
"Jika, instruksi tetap belum keluar, kami menunggu keputusan final yang diambil oleh KPU Pusat," katanya.
Wahyudi menambahkan, KPU Pusat apakah mengabaikan atau melaksanakan tetang putusan MA-RI. Andaikan melaksankan, maka berkasnya tinggal dicabut dan diubah sesuai hasil dan komposisi yang diputuskan MA-RI.**
Inf@sekitarkita.com [Madiun] - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun, tidak terpengaruh adanya putusan Mahkamah Agung (MA-RI) Nomor 16P/HUM/2009 tetang Penghitungan Tahap II hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 lalu.
Sehingga, pelantikan anggota DPRD periode 2009-2014--tetap dilakukan sesuai jadual semula yakni tanggal 24 Agustus 2009 mendatang. Bahkan terkait putusan MA-RI, KPU hingga ini--belum menerima surat resmi dari KPU Pusat.
"KPU daerah, sama sekali belum bersikap. Maka, kami menilai segalanya masih seperti jadual semula," jelas Wahyudi, anggota KPU Kabupaten Madiun, Selasa (4/8/2009).
Ia mengatakan terkait nama-nama calon legislator periode 2009-2014, soal kursi bagi partai politik (Parpol)--juga masih belum berubah. Artinya, susunan masih sama seperti hasil yang ditetapkan KPU, setelah Pileg lalu.
Maka demikian, KPU secepatnya akan mengirim nama-nama calon legislator ke Surabaya yakni untuk diajukan kepada Gubernur Jawa Timur. Setelah disetujui, akan dilakukan pelantikan.
Namun, apabila nantinya KPU harus melaksanakan putusan MA-RI ? Tentu, pihaknya siap mengikuti apa yang ditetapkan sesuai peraturan KPU. Dengan demikian, Wahyudi tidak berani berandai-andai partai mana yang harus kehilangan atau tambahan kursi.
"Jika, instruksi tetap belum keluar, kami menunggu keputusan final yang diambil oleh KPU Pusat," katanya.
Wahyudi menambahkan, KPU Pusat apakah mengabaikan atau melaksanakan tetang putusan MA-RI. Andaikan melaksankan, maka berkasnya tinggal dicabut dan diubah sesuai hasil dan komposisi yang diputuskan MA-RI.**
Kejar Noordin M. Top, Intelijen Awasi Lokalisasi Gude Madiun
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com (Madiun) - Target menangkap gembong terorisme Noordin M. Top serta pelaku bom Jakarta terus dilakukan jajaran Kepolisian Wilayah (Polwil) Madiun.
Polisi tidak hanya penempel atau menyebar foto-foto Dafar Pencarian Orang (DPO) Noordin M. Top, tapi juga meningkatkan pengawasan maupun penyelidikan.
Hingga ini, polisi baik Intelijen maupun Satreskrim Polres Madiun--siang malam melakukan pengawasan diareal lokalisasi Wisma Wanina Harapan (WWH) Gude, Desa/Kecamatan Jiwan, Kabupaten setempat.
"Siang malam, banyak Intelijen masuk diareal ini. Bahkan, 11 wisma selalu menjadi perhatian polisi," ujar Soewadji, ketua RT 06 yang juga pengurus dan pembina WWH Gude, Selasa (4/8/2009).
Menurutnya sejak adanya pencarian pelaku bom di Jakarta serta DPO Noordin M. Top, anak binaannya (PSK) selalu menggenakan ID Card WWH Gude.
Setip jam praktek, mereka wajib menggenakan ID Card itu. Tujuanya, agar tamu yang datang lebih mengenal wanita yang akan dikencani.
Selain itu, juga keamanan suatu saat ada razia baik dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun Samapta Polres Madiun tidak digaruk.
Mengngat, sejak maraknya pencarian pelaku terorisme--lokalisasi WWH Gude sering menjadi perhatian polisi.
"Masing-masing penelola wisma, diminta untuk mendata kepada setiap tamunya yang datang. Karena, ini demi keamanan bersama," katanya.
Tidak hanya itu, tambah dia, sebanyak 75 wanita PSK binaannya yang tidak memiliki KTP atau masa berlakunya habis--langsung disuruh pulang.
Syarat untuk kembali ke Lokalisasi WWH Gude, mereka wajib membawa KTP dari tempat asalnya. Mengingat 50 persen PSK dan mamie Gude, dari luar Madiun.**
Inf@sekitarkita.com (Madiun) - Target menangkap gembong terorisme Noordin M. Top serta pelaku bom Jakarta terus dilakukan jajaran Kepolisian Wilayah (Polwil) Madiun.
Polisi tidak hanya penempel atau menyebar foto-foto Dafar Pencarian Orang (DPO) Noordin M. Top, tapi juga meningkatkan pengawasan maupun penyelidikan.
Hingga ini, polisi baik Intelijen maupun Satreskrim Polres Madiun--siang malam melakukan pengawasan diareal lokalisasi Wisma Wanina Harapan (WWH) Gude, Desa/Kecamatan Jiwan, Kabupaten setempat.
"Siang malam, banyak Intelijen masuk diareal ini. Bahkan, 11 wisma selalu menjadi perhatian polisi," ujar Soewadji, ketua RT 06 yang juga pengurus dan pembina WWH Gude, Selasa (4/8/2009).
Menurutnya sejak adanya pencarian pelaku bom di Jakarta serta DPO Noordin M. Top, anak binaannya (PSK) selalu menggenakan ID Card WWH Gude.
Setip jam praktek, mereka wajib menggenakan ID Card itu. Tujuanya, agar tamu yang datang lebih mengenal wanita yang akan dikencani.
Selain itu, juga keamanan suatu saat ada razia baik dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun Samapta Polres Madiun tidak digaruk.
Mengngat, sejak maraknya pencarian pelaku terorisme--lokalisasi WWH Gude sering menjadi perhatian polisi.
"Masing-masing penelola wisma, diminta untuk mendata kepada setiap tamunya yang datang. Karena, ini demi keamanan bersama," katanya.
Tidak hanya itu, tambah dia, sebanyak 75 wanita PSK binaannya yang tidak memiliki KTP atau masa berlakunya habis--langsung disuruh pulang.
Syarat untuk kembali ke Lokalisasi WWH Gude, mereka wajib membawa KTP dari tempat asalnya. Mengingat 50 persen PSK dan mamie Gude, dari luar Madiun.**
Senin, 03 Agustus 2009
Serang Tanaman Kendelai, Petani Gropyok Tikus
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com (Madiun) - Usai berbunga hingga memasuki isi butiran biji kedelai, biasanya tikus sawah mulai menyerang dan merusak tanaman tersebut.
Dalam dua pekan ini, tikus sawah menyerang puluhan hektar tanaman kedelai milik petani Desa Meteseh, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Untuk menjaga tanaman kedelai hingga panen, para petani memasang perangkap dibeberapa titik dengan media ikan asin yang dicampur obat pembasmi tikus.
"Selain itu, juga ada yang memakai lem tikus diletakan dibeberapa titik lahan," kata Sukir (45), seorang petani asal desa setempat, Selasa (4/8/2009).
Meski demikian, menurut dia, hasilnya tidak maksimal bahkan yang diperoleh para petani kerugian pembelian obat pembasmi maupun lem tikus.
Ditambah kerugian tanaman kedelai yang sedang berisi butiran kedelai, karena rusak dimakan ribuan tikus itu. Agar kerusakan tanaman tidak parah, maka para petani pembasmi secara menual.
"Sejak pagi tadi, kami rame-rame melakukan gropyok (kejar-kejar) tikus baik yang masih didalam lubang maupun disemak-semak tanaman," jelasnya.
Ia menlanjutkan setelah tikus itu ditangkap, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dengan damen/ilalang bekas tanaman padi musim lalu.
"Cara ini, ternyata menghasilkan. Kegiatan gropyok tikus, akan terus dilakukan setiap ada tanda-tanda penyerangan tanaman," tandasnya.**
Inf@sekitarkita.com (Madiun) - Usai berbunga hingga memasuki isi butiran biji kedelai, biasanya tikus sawah mulai menyerang dan merusak tanaman tersebut.
Dalam dua pekan ini, tikus sawah menyerang puluhan hektar tanaman kedelai milik petani Desa Meteseh, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Untuk menjaga tanaman kedelai hingga panen, para petani memasang perangkap dibeberapa titik dengan media ikan asin yang dicampur obat pembasmi tikus.
"Selain itu, juga ada yang memakai lem tikus diletakan dibeberapa titik lahan," kata Sukir (45), seorang petani asal desa setempat, Selasa (4/8/2009).
Meski demikian, menurut dia, hasilnya tidak maksimal bahkan yang diperoleh para petani kerugian pembelian obat pembasmi maupun lem tikus.
Ditambah kerugian tanaman kedelai yang sedang berisi butiran kedelai, karena rusak dimakan ribuan tikus itu. Agar kerusakan tanaman tidak parah, maka para petani pembasmi secara menual.
"Sejak pagi tadi, kami rame-rame melakukan gropyok (kejar-kejar) tikus baik yang masih didalam lubang maupun disemak-semak tanaman," jelasnya.
Ia menlanjutkan setelah tikus itu ditangkap, kemudian dikumpulkan untuk dibakar dengan damen/ilalang bekas tanaman padi musim lalu.
"Cara ini, ternyata menghasilkan. Kegiatan gropyok tikus, akan terus dilakukan setiap ada tanda-tanda penyerangan tanaman," tandasnya.**
SAR Hentikan, Pencarian Korban Yemenia Air Samudera Hindia
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Magetan] - Tim SAR pemerintahan Yaman, akhirnya menghentikan proses pencarian para korban pesawat Yemenia Air yang jatuh di Samudera Hindia, kepulaan Maroko.
Padahal, berbagai alat canggih sudah diterjunkan di Samudera itu. Namun, tetap saja hasilnya nihil. Bahkan, solusi untuk mengangat bangkai pesawat hingga ketepian Samudera Hindia saja tidak bisa.
"Karena, bangkai Yemenia Air berada didasar laut. Alat canggih yang diterjunkan dilokasi, juga tidak mampu menjangkaunya," ujar Kadimin, anggota Kodim Magetan yang juga paman Richa Dwiyana Margareta (21)--pramugari asal Desa Duyung, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Senin (3/8/2009).
Ia mengatakan meski pencarian dihentikan, keluarga di Magetan tetap berharap ada keajaiban--nasib Richa segera diketahui. Pemerintah Yaman sendiri, akhirnya memberi waktu hingga 40 hari kabar akan disampaikan melalui masing-masing Kedubes di Maroko.
Karena tidak ada kepastian, ayah kandung Richa Dwiyana Margareta yakni Suyono (48)--yang sebelumnya berada di Moroko kota terdekat dari lokasi jatuhnya pesawat Yemenia Air, kini kembali ditanah air.
"Maaf mas, pak Suyono belum bisa memberikan keterangan. Informasi dari pak Suyono, keluarga Richa Dwiyana Margareta di Magetan diminta menunggu selama 40 hari sejak prosen pencarian dihentikan," jelasnya.
Dia menambahkan bila ternyata para korban dan bangkai Yemenia Air itu, tidak ditemukan-maka keluarga di Magetan mengiklaskan atas kepergian Richa Dwiyana Margareta.
"Kami di Indonesia, hanya bisa mendo'akan 'kalau memang Richa sudah meninggal' semoga arwahnya tenang dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT," tandasnya.**
Inf@sekitarkita.com [Magetan] - Tim SAR pemerintahan Yaman, akhirnya menghentikan proses pencarian para korban pesawat Yemenia Air yang jatuh di Samudera Hindia, kepulaan Maroko.
Padahal, berbagai alat canggih sudah diterjunkan di Samudera itu. Namun, tetap saja hasilnya nihil. Bahkan, solusi untuk mengangat bangkai pesawat hingga ketepian Samudera Hindia saja tidak bisa.
"Karena, bangkai Yemenia Air berada didasar laut. Alat canggih yang diterjunkan dilokasi, juga tidak mampu menjangkaunya," ujar Kadimin, anggota Kodim Magetan yang juga paman Richa Dwiyana Margareta (21)--pramugari asal Desa Duyung, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Senin (3/8/2009).
Ia mengatakan meski pencarian dihentikan, keluarga di Magetan tetap berharap ada keajaiban--nasib Richa segera diketahui. Pemerintah Yaman sendiri, akhirnya memberi waktu hingga 40 hari kabar akan disampaikan melalui masing-masing Kedubes di Maroko.
Karena tidak ada kepastian, ayah kandung Richa Dwiyana Margareta yakni Suyono (48)--yang sebelumnya berada di Moroko kota terdekat dari lokasi jatuhnya pesawat Yemenia Air, kini kembali ditanah air.
"Maaf mas, pak Suyono belum bisa memberikan keterangan. Informasi dari pak Suyono, keluarga Richa Dwiyana Margareta di Magetan diminta menunggu selama 40 hari sejak prosen pencarian dihentikan," jelasnya.
Dia menambahkan bila ternyata para korban dan bangkai Yemenia Air itu, tidak ditemukan-maka keluarga di Magetan mengiklaskan atas kepergian Richa Dwiyana Margareta.
"Kami di Indonesia, hanya bisa mendo'akan 'kalau memang Richa sudah meninggal' semoga arwahnya tenang dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT," tandasnya.**
Latihan Baris-berbaris, Siswa SMP 1 Paron Ditabrak Motor
Penulis : Ajun Ally
Inf@sekitarkita.com [Ngawi]- Suparno, salah satu perangkat desa hingga ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Lakat Polres Ngawi setelah mengalami kecelakaan di Jalan Raya Paron, Kabupaten Ngawi.
Sejumlah saksi menerangkan, pagi itu sebanyak 19 siswa SMP 1 Paron sedang latihan baris-berbaris. Belum lama meninggalkan sekolah, mendadang ditabrak sepeda motor AE 4119 JR dari arah belakang.
Akibat itu, belasan siswa-siswi kelas 2 SMP 1 Paron yang berada di belakang langsung tersungkur di aspal jalan. Beruntung dalam kejadian itu, tidak memakan korban jiwa. Hanya saja, 4 siswa mengalami luka-luka, yakni Maeda, Inne, Wahyu, dan Wuri.
Meski tergolong lukanya ringan, namun keempat siswa tersebut langsung dilarikan ke RS dr Widodo Ngawi untuk mendapatkan perawatan.
"Karena lukanya ringan, para korban sudah diizinkan pulang," kata Kasatlantas Polres Ngawi, AKP Eni Mardiastri, Senin (3/7/2009).
Menurut dia, saksi Nur Hakim--guru pembimbing latihan baris-berbaris--menerangkan saat itu para siswa baru meninggalkan 1 kilometer dari sekolahnya.
Secara mendadak, dari arah selatan datang sebuah sepeda motor yang dikendarai Suparno dan menerobos barisan siswa yang berada di kiri jalan.
"Dipikir sepeda motor itu akan berhenti sejenak karena ada rombongan siswa. Ternyata tidak, pelaku langsung menerobos," jelasnya.
Ia mengatakan, berdasar keterangan Suparno, tidak ada niatan untuk menerobos rombongan siswa itu. Spontan sepeda motor yang dikendarai oleng ke arah kiri.
"Meski korban luka sudah membaik, namun proses hukum tetap berlanjut," paparnya.**
Inf@sekitarkita.com [Ngawi]- Suparno, salah satu perangkat desa hingga ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Unit Lakat Polres Ngawi setelah mengalami kecelakaan di Jalan Raya Paron, Kabupaten Ngawi.
Sejumlah saksi menerangkan, pagi itu sebanyak 19 siswa SMP 1 Paron sedang latihan baris-berbaris. Belum lama meninggalkan sekolah, mendadang ditabrak sepeda motor AE 4119 JR dari arah belakang.
Akibat itu, belasan siswa-siswi kelas 2 SMP 1 Paron yang berada di belakang langsung tersungkur di aspal jalan. Beruntung dalam kejadian itu, tidak memakan korban jiwa. Hanya saja, 4 siswa mengalami luka-luka, yakni Maeda, Inne, Wahyu, dan Wuri.
Meski tergolong lukanya ringan, namun keempat siswa tersebut langsung dilarikan ke RS dr Widodo Ngawi untuk mendapatkan perawatan.
"Karena lukanya ringan, para korban sudah diizinkan pulang," kata Kasatlantas Polres Ngawi, AKP Eni Mardiastri, Senin (3/7/2009).
Menurut dia, saksi Nur Hakim--guru pembimbing latihan baris-berbaris--menerangkan saat itu para siswa baru meninggalkan 1 kilometer dari sekolahnya.
Secara mendadak, dari arah selatan datang sebuah sepeda motor yang dikendarai Suparno dan menerobos barisan siswa yang berada di kiri jalan.
"Dipikir sepeda motor itu akan berhenti sejenak karena ada rombongan siswa. Ternyata tidak, pelaku langsung menerobos," jelasnya.
Ia mengatakan, berdasar keterangan Suparno, tidak ada niatan untuk menerobos rombongan siswa itu. Spontan sepeda motor yang dikendarai oleng ke arah kiri.
"Meski korban luka sudah membaik, namun proses hukum tetap berlanjut," paparnya.**
Sabtu, 01 Agustus 2009
Nasib Hotel Mutilasi Ayu, Ada Tamu Tak Bisa Tidur
Penulis : Ajun Ally
Infosekitar.com [Magetan] - Angin sepoi-sepoi berhembus pelan menerpa kawasan obyek Wisata Telaga Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Sejak, Jum'at (31/7/2009) sore, para wisatawan lokal maupun mancanegera terus berdatangan di kawasan wisata yang berada di lereng Gunung Lawu itu.
Deretan hotel dan wiswa melati hingga berkelas, menghiasi kawasan Telaga Sarangan yang berada di atas ketinggian sekitar 1500 dari permukaan air laut.
Namun, di balik keramaian dan keindahan obyek Wisata Telaga Sarangan, menyimpan banyak misteri dari berbau klenik maupun fakta peristiwa yang baru terjadi belum lama ini.
Meski peristiwa mutilasi itu tidak asing lagi di telingga pedagang kaki lima, tukang parkir, pengelola hotel maupun wisma dan masyarakat setempat.
Tapi, hingga ini--masih berdampak pada pemasukan salah satu hotel yang berada di Jalan Telaga Sarangan 191 atau 200 meter dari Telaga Sarangan.
"Sejak ada kejadian mutilasi di kamar nomor 3, tidak ada tamu lagi yang mau nginap di sini. Padahal, tarif kamar sengaja diturunkan," kata Midjan (67), penjaga Hotel Pantes saat ditemui Infosekitar.com, Minggu (2/8/2009).
Akibatnya, tempat penginapan ini--bagaikan tinggal nama. Sebelum ada kejadian mutilasi yang menewaskan Ayu Wulandari (20)--mahasiswi STIKES ICME Jombang, wisma ini ramai dikunjungi para wisatawan.
Setiap tamu yang datang, mereka hanya bertanya dan melihat-lihat kamar yang pernah digunakan untuk mencekik, membenturkan kepala hingga memutilasi Ayu Wulandari.
Meski kejadiannya di kamar 3, namun berdampak pada 14 kamar hotel dan wisma lainnya. Usai tanya soal mutilasi, banyak tamu yang keluar untuk mencari penginapan lain.
Pernah ada pasangan tamu dari luar Magetan, sebenarnya tidak tahu kalau peristiwa mutilasi di Hotel Pantes.
"Tapi, begitu melihat garis polisce terbentang di depan kamar 3, tamu pasangan muda-mudi itu minta check out saat itu juga," tuturnya.
Ia mengatakan tamu terakhir menginap di Hotel Pantes, Sabtu (11/7/2009) lalu, yakni sepasangan muda-mudi dari luar Kota Madiun. Bahkan, sepasang tamu tersebut--memilih kamar nomor 3, yang pernah digunakan bermalam Gilang Maulana (22)--tersangka mutilasi dengan almarhumah Ayu Wulandari.
Lalu, Minggu (12/7/2009) sore, tamu dari luar kota itu Check In sembari menyerahkan kunci dan mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) di kantor Hotel Pantes. Tamu itu mengaku tidak bisa tidur.
"Kalaupun bisa tidur, kata mereka diawali dengan rasa gelisah dan bermimpi sangat menakutkan. Tapi, saya tidak menanggapi serius," paparnya.
Midjan menambahkan, sejak sepasang tamu itulah sebanyak 15 kamar dan wisma hotel tempat kerjanya mengalami keterpurukan pendapatan. Sebenarnya, ia sudah mengusulkan kepada pemilik hotel segera diperbarui. Misalnya, cat tembok atau pemugaran bentuk kamar.
"Syukur-syukur, diadakan selamatan atau kirim doa biar arwah almarhumah Ayu Wulandari tenang," tandasnya.**
Infosekitar.com [Magetan] - Angin sepoi-sepoi berhembus pelan menerpa kawasan obyek Wisata Telaga Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Sejak, Jum'at (31/7/2009) sore, para wisatawan lokal maupun mancanegera terus berdatangan di kawasan wisata yang berada di lereng Gunung Lawu itu.
Deretan hotel dan wiswa melati hingga berkelas, menghiasi kawasan Telaga Sarangan yang berada di atas ketinggian sekitar 1500 dari permukaan air laut.
Namun, di balik keramaian dan keindahan obyek Wisata Telaga Sarangan, menyimpan banyak misteri dari berbau klenik maupun fakta peristiwa yang baru terjadi belum lama ini.
Meski peristiwa mutilasi itu tidak asing lagi di telingga pedagang kaki lima, tukang parkir, pengelola hotel maupun wisma dan masyarakat setempat.
Tapi, hingga ini--masih berdampak pada pemasukan salah satu hotel yang berada di Jalan Telaga Sarangan 191 atau 200 meter dari Telaga Sarangan.
"Sejak ada kejadian mutilasi di kamar nomor 3, tidak ada tamu lagi yang mau nginap di sini. Padahal, tarif kamar sengaja diturunkan," kata Midjan (67), penjaga Hotel Pantes saat ditemui Infosekitar.com, Minggu (2/8/2009).
Akibatnya, tempat penginapan ini--bagaikan tinggal nama. Sebelum ada kejadian mutilasi yang menewaskan Ayu Wulandari (20)--mahasiswi STIKES ICME Jombang, wisma ini ramai dikunjungi para wisatawan.
Setiap tamu yang datang, mereka hanya bertanya dan melihat-lihat kamar yang pernah digunakan untuk mencekik, membenturkan kepala hingga memutilasi Ayu Wulandari.
Meski kejadiannya di kamar 3, namun berdampak pada 14 kamar hotel dan wisma lainnya. Usai tanya soal mutilasi, banyak tamu yang keluar untuk mencari penginapan lain.
Pernah ada pasangan tamu dari luar Magetan, sebenarnya tidak tahu kalau peristiwa mutilasi di Hotel Pantes.
"Tapi, begitu melihat garis polisce terbentang di depan kamar 3, tamu pasangan muda-mudi itu minta check out saat itu juga," tuturnya.
Ia mengatakan tamu terakhir menginap di Hotel Pantes, Sabtu (11/7/2009) lalu, yakni sepasangan muda-mudi dari luar Kota Madiun. Bahkan, sepasang tamu tersebut--memilih kamar nomor 3, yang pernah digunakan bermalam Gilang Maulana (22)--tersangka mutilasi dengan almarhumah Ayu Wulandari.
Lalu, Minggu (12/7/2009) sore, tamu dari luar kota itu Check In sembari menyerahkan kunci dan mengambil Kartu Tanda Penduduk (KTP) di kantor Hotel Pantes. Tamu itu mengaku tidak bisa tidur.
"Kalaupun bisa tidur, kata mereka diawali dengan rasa gelisah dan bermimpi sangat menakutkan. Tapi, saya tidak menanggapi serius," paparnya.
Midjan menambahkan, sejak sepasang tamu itulah sebanyak 15 kamar dan wisma hotel tempat kerjanya mengalami keterpurukan pendapatan. Sebenarnya, ia sudah mengusulkan kepada pemilik hotel segera diperbarui. Misalnya, cat tembok atau pemugaran bentuk kamar.
"Syukur-syukur, diadakan selamatan atau kirim doa biar arwah almarhumah Ayu Wulandari tenang," tandasnya.**
Kemarau Panjang, 625 Warga Menderita ISPA
Reporter : Ajun Ally
Madiun (infosekitar.com) - Dalam satu bulan terakhir ini, sebanyak 625 warga di Kabupaten Madiun menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Jumlah itu, hasil laporan tiap sepekan sekali dari 25 puskesmas yang ada di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun. Masing-masing puskesmas telah melaporkan antara 20 sampai 25 orang penderita ISPA.
"Jumlah penderita ISPA, memang cukup tinggi terutama di bulan Juni hingga Juli 2009 ini," ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, dr Sulistyo Widyantoro, Minggu (2/8/2009).
Hal itu, kata dia, disebabkan keadaan cuaca yang kering, berangin/memasuki kemarau serta berdebu. Sehingga, masyarakat terus mengisap udara kotor. Meski diketahui hanya kasus ISPA biasa, namun penyakit tersebut juga tetap harus diwaspadai.
Karena, ISPA dapat pula berakibat kematian--jika terlambat ditangani yakni terlebih pada kasus anak-anak. "Penyakit ini, sering terjadi pada anak-anak akibat sistem pertahanan tubuh yang masih rendah," jelasnya.
Ia mengingatkan hal yang harus diperhatikan, yakni selalu menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan baik. Di antaranya menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, olahraga teratur dan istirahat cukup.
"Pencegahan dini, ya harus gunakan masker pada saat keluar rumah agar terhindar dari debu yang berterbangan dibawa angin," terangnya.**
Madiun (infosekitar.com) - Dalam satu bulan terakhir ini, sebanyak 625 warga di Kabupaten Madiun menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Jumlah itu, hasil laporan tiap sepekan sekali dari 25 puskesmas yang ada di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun. Masing-masing puskesmas telah melaporkan antara 20 sampai 25 orang penderita ISPA.
"Jumlah penderita ISPA, memang cukup tinggi terutama di bulan Juni hingga Juli 2009 ini," ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, dr Sulistyo Widyantoro, Minggu (2/8/2009).
Hal itu, kata dia, disebabkan keadaan cuaca yang kering, berangin/memasuki kemarau serta berdebu. Sehingga, masyarakat terus mengisap udara kotor. Meski diketahui hanya kasus ISPA biasa, namun penyakit tersebut juga tetap harus diwaspadai.
Karena, ISPA dapat pula berakibat kematian--jika terlambat ditangani yakni terlebih pada kasus anak-anak. "Penyakit ini, sering terjadi pada anak-anak akibat sistem pertahanan tubuh yang masih rendah," jelasnya.
Ia mengingatkan hal yang harus diperhatikan, yakni selalu menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan baik. Di antaranya menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, olahraga teratur dan istirahat cukup.
"Pencegahan dini, ya harus gunakan masker pada saat keluar rumah agar terhindar dari debu yang berterbangan dibawa angin," terangnya.**
Ratusan CJH, Serbu Kantor Imgrasi Madiun
Reporter : Ajun Ally
Madiun (infosekitar.com) - Belakangan ini, Kantor Imigrasi Klas II Madiun secara terus menerus diserbu ratusan calon jamaah haji (Calhaj) dari Wilayah Eks Karesidenan Madiun.
Mereka datang di Kantor Imigrasi dengan tujuan mengurus paspor haji. Sebab itu, pihak Imigrasi langsung memberikan pelayanan khusus.
Sesuai data di Kantor Imigrasi Klas II Madiun, calon jamaah dari Kabupaten Madiun yang mendaftar yakni sebanyak 336 jamaah.
Sedangkan, jamaah dari Kota Madiun sebanyak 200 orang. Disusul jamaah Kabupaten Ponorogo sebanyak 362 orang, Ngawi 265 orang, Magetan 311 orang dan Pacitan 139 orang.
"Khusus paspor haji telah diberlakukan secara khusus," ujar Kepala Kantor Imigrasi Klas II Madiun, Ramly SH, Minggu (2/8/2009).
Menurutnya proses pembuatan paspor itu, yakni maksimal selama empat hari kerja dengan biaya Rp 270 ribu.
Kebijakan khusus itu, karena akhir Agustus semua paspor haji harus terselesaikan. Karena awal September, Departeman Agama (Depag) sudah mengirimkan paspor tersebut ke Arab Saudi untuk mendapatkan visa.
"Sehingga tanggal 2 Oktober nanti penerbangan kloter pertama sudah dilakukan," jelasnya.
Mengantisipasi mepetnya waktu, kata dia, pihaknya telah menerjunkan tim khusus untuk penanganan terhadap Calhaj. "Termasuk menambah jam kerja karyawan serta loket khusus," paparnya lagi.
Dilaporkan, adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi, yakni menetapkan pemberian visa haji bagi jemaah hanya menggunakan Paspor Internasional atau Ordinary Passport alias Paspor Hijau 48 halaman.
Calhaj Eks Madiun, berbondong-bondong mendatangi Kantor Imigrasi Klas II Madiun di Jalan Soekarno-Hatta, Kota setempat untuk membuat paspor sendiri.
Ketentuan itu, berlaku sejak ditetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2009 dan Perpu Nomor 3 Tahun 2009.**
Madiun (infosekitar.com) - Belakangan ini, Kantor Imigrasi Klas II Madiun secara terus menerus diserbu ratusan calon jamaah haji (Calhaj) dari Wilayah Eks Karesidenan Madiun.
Mereka datang di Kantor Imigrasi dengan tujuan mengurus paspor haji. Sebab itu, pihak Imigrasi langsung memberikan pelayanan khusus.
Sesuai data di Kantor Imigrasi Klas II Madiun, calon jamaah dari Kabupaten Madiun yang mendaftar yakni sebanyak 336 jamaah.
Sedangkan, jamaah dari Kota Madiun sebanyak 200 orang. Disusul jamaah Kabupaten Ponorogo sebanyak 362 orang, Ngawi 265 orang, Magetan 311 orang dan Pacitan 139 orang.
"Khusus paspor haji telah diberlakukan secara khusus," ujar Kepala Kantor Imigrasi Klas II Madiun, Ramly SH, Minggu (2/8/2009).
Menurutnya proses pembuatan paspor itu, yakni maksimal selama empat hari kerja dengan biaya Rp 270 ribu.
Kebijakan khusus itu, karena akhir Agustus semua paspor haji harus terselesaikan. Karena awal September, Departeman Agama (Depag) sudah mengirimkan paspor tersebut ke Arab Saudi untuk mendapatkan visa.
"Sehingga tanggal 2 Oktober nanti penerbangan kloter pertama sudah dilakukan," jelasnya.
Mengantisipasi mepetnya waktu, kata dia, pihaknya telah menerjunkan tim khusus untuk penanganan terhadap Calhaj. "Termasuk menambah jam kerja karyawan serta loket khusus," paparnya lagi.
Dilaporkan, adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi, yakni menetapkan pemberian visa haji bagi jemaah hanya menggunakan Paspor Internasional atau Ordinary Passport alias Paspor Hijau 48 halaman.
Calhaj Eks Madiun, berbondong-bondong mendatangi Kantor Imigrasi Klas II Madiun di Jalan Soekarno-Hatta, Kota setempat untuk membuat paspor sendiri.
Ketentuan itu, berlaku sejak ditetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2009 dan Perpu Nomor 3 Tahun 2009.**
Ribuan Warga Madiun, Mlaku Bareng Bersama Pakde Karwo dan Gus Ipul
Penulis : Ajun Ally
Sekitarkita (Madiun) - Ribuan warga Madiun dan sekitarnya tumplek bleg di Alun-alun mengikuti jalan santai bersama Gubenur Jatim H Soekarwo (Pakde Karwo) dan Wakil Gebenur Syaefullah Yusuf (Gus Ipul).Kegiatan sehat itu, bertema "Mlaku Bareng Bersama Pakde Karwo dan Gus Ipul", diikuti warga Kabupaten/Kota Madiun.
Selain itu, juga warga tetangga kota seperti Magetan, Ngawi dan ponorogo serta muspida Eks Madiun. Mereka start dari Alun-Alun Jalan Kolonel Marhadi.
Lalu, berlanjut mengintari Jalan Panglima Sudirman, DR Sutomo, Kompol Sunaryo, Pahlawan, Semeru, Alun-Alun Utara (Finish).Disela-sela kegiatan sehat Mlaku Bareng, mereka juga mendapatkan doorprize uniah berhadiah yakni 2 sepeda motor honda revo
Sekitarkita (Madiun) - Ribuan warga Madiun dan sekitarnya tumplek bleg di Alun-alun mengikuti jalan santai bersama Gubenur Jatim H Soekarwo (Pakde Karwo) dan Wakil Gebenur Syaefullah Yusuf (Gus Ipul).Kegiatan sehat itu, bertema "Mlaku Bareng Bersama Pakde Karwo dan Gus Ipul", diikuti warga Kabupaten/Kota Madiun.
Selain itu, juga warga tetangga kota seperti Magetan, Ngawi dan ponorogo serta muspida Eks Madiun. Mereka start dari Alun-Alun Jalan Kolonel Marhadi.
Lalu, berlanjut mengintari Jalan Panglima Sudirman, DR Sutomo, Kompol Sunaryo, Pahlawan, Semeru, Alun-Alun Utara (Finish).Disela-sela kegiatan sehat Mlaku Bareng, mereka juga mendapatkan doorprize uniah berhadiah yakni 2 sepeda motor honda revo
Jumat, 31 Juli 2009
Berlibur ke Itali, TKW Madiun Tewas di Kolam Renang
Reporter : Ajun Ally
Madiun (InfoSEKITAR) - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia, Tutik Susanti (25) ditemukan tewas mengapung di kolam renang villa yang disewa majikannya, saat berlibur di Italia.
"Kami menerima kabar itu, Selasa (28/7/2009) lalu dari pihak PJTKI yang memberangkatkan kakak saya," kata Nur Rochman, adik kandung korban kepada wartawan, Jum'at (31/7/2009).
Setelah mendapat informasi itu, keluarga di Desa Jatisari RT 11/RW 03, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun diminta untuk datang ke kantor PJTKI yakni PT Bama Papan Bahagia di Surabaya. Sayangnya, di kantor PJTKI itu, keluarga belum juga mendapat kepastian kapan jenazah korban dipulangkan.
Selama di kantor PJTKI, pihak keluarga juga sempat kontak langsung dengan pihak KBRI di Italia. Sayangnya, tidak didapat informasi berarti dalam kontak itu, karena sambungan telpon terputus.
"Korban berangkat ke Hongkong tahun 2005 lalui, melalui PJTKI PT Bama Papan Bahagia di Surabaya. Pada April 2009, korban sempat pulang," tandasnya.
Lanjut dia, usai 10 hari cuti di kampung halaman, korban kembali berangkat ke Hongkong dan diajak berlibur ke Italia oleh majikannya. "Karena majikan korban, berasal dari Italia," ungkapnya.
Ia berharap jenazah kakak kandungnya itu segera dipulangkan ke Indonesia.**
Madiun (InfoSEKITAR) - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia, Tutik Susanti (25) ditemukan tewas mengapung di kolam renang villa yang disewa majikannya, saat berlibur di Italia.
"Kami menerima kabar itu, Selasa (28/7/2009) lalu dari pihak PJTKI yang memberangkatkan kakak saya," kata Nur Rochman, adik kandung korban kepada wartawan, Jum'at (31/7/2009).
Setelah mendapat informasi itu, keluarga di Desa Jatisari RT 11/RW 03, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun diminta untuk datang ke kantor PJTKI yakni PT Bama Papan Bahagia di Surabaya. Sayangnya, di kantor PJTKI itu, keluarga belum juga mendapat kepastian kapan jenazah korban dipulangkan.
Selama di kantor PJTKI, pihak keluarga juga sempat kontak langsung dengan pihak KBRI di Italia. Sayangnya, tidak didapat informasi berarti dalam kontak itu, karena sambungan telpon terputus.
"Korban berangkat ke Hongkong tahun 2005 lalui, melalui PJTKI PT Bama Papan Bahagia di Surabaya. Pada April 2009, korban sempat pulang," tandasnya.
Lanjut dia, usai 10 hari cuti di kampung halaman, korban kembali berangkat ke Hongkong dan diajak berlibur ke Italia oleh majikannya. "Karena majikan korban, berasal dari Italia," ungkapnya.
Ia berharap jenazah kakak kandungnya itu segera dipulangkan ke Indonesia.**
Bocah SD Teror Bom Guru Ngaji, Setelah Lihat Berita Noordin M Top
Reporter : Ajun Ally
Madiun (InfoSEKITAR) - Hasil pemeriksaan Unit Reskrim Polresta Madiun selama 5 jam terhadap pelaku teror bom, IYS (9), siswa kelas 4 SDN 01 Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, ternyata pelaku melakukan aksinya setelah melihat berita tentang pelaku teror nomor wahid di tanah air, Noordin M Top.
Dalam teror SMS yang dikirim tersangka ke nomor guru ngajinya yakni Ani Idayanti yang tak lain juga orang tua teman bermainnya, Amar Mujahidin (9) itu, berbunyi "Awas Rumahmu Ada Bom. Saya Nusradi, Sekitar Jam 9 Rumahmu Hancur."
Dari keterangan tersangka, saat itu nomor HP yang digunakan adalah milik orang tuanya yakni Gunawan dan Tutik yang kebetulan ketika itu tengah bekerja.
Sementara tersangka yang kerap dititipkan kepada neneknya, mbah Banyo selama ini memang tidak sepenuhnya mendapat pengawasan kedua orang tuanya.
Pada saat itu, HP milik orang tuanya yang disimpan di dalam lemari, dipinjam dari pukul 20.00 hingga pukul 21.00 WIB. Niatnya adalah untuk menghubungi temannya, Amar yang tak lain adalah anak dari guru ngajinya.
"Selama dipinjam tersangka, ibunya tidak tahu kalau HP digunakan untuk teror bom kepada guru ngajinya (pak Sigit-bu Ani Idayanti)," jelas Kapolresta Madiun, AKBP Aldrin Hutabarat, Jumat (31/7/2009).
Nah, lantaran saat menghubungi Amar tidak dijawab, maka tersangka pun dengan iseng menggoda dengan mengirimkan SMS ancaman teror bom dengan tujuan agar Amar menelpon balik dirinya. Kebetulan, yang menerima SMS dari tersangka adalah Ibu Ani, sehingga saat membacanya langsung panik dan melaporkan hal itu ke polsek terdekat.
"Kebetulan ketika SMS yang berisi teror bom dibuka oleh ibu kandung Amar. Saat itu juga, keluarga Amar panik dan melaporkan ancaman tersebut kepada Polsekta Kartoharjo," ungkapnya.
Saat pendalaman kasus itu, menurut dia, ternyata perbuatan yang dilakukan tersangka hanyalah iseng semata. Mengingat Amar, merupakan teman sebaya dan sering main bola bersama.
Selain itu, juga ayah dan ibu kandung Amar adalah guru ngaji di Mushola Al Mukharom Jalan Bumijaya, Kelurahan Rejomulyo atau tidak jauh dari TKP.**
Madiun (InfoSEKITAR) - Hasil pemeriksaan Unit Reskrim Polresta Madiun selama 5 jam terhadap pelaku teror bom, IYS (9), siswa kelas 4 SDN 01 Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, ternyata pelaku melakukan aksinya setelah melihat berita tentang pelaku teror nomor wahid di tanah air, Noordin M Top.
Dalam teror SMS yang dikirim tersangka ke nomor guru ngajinya yakni Ani Idayanti yang tak lain juga orang tua teman bermainnya, Amar Mujahidin (9) itu, berbunyi "Awas Rumahmu Ada Bom. Saya Nusradi, Sekitar Jam 9 Rumahmu Hancur."
Dari keterangan tersangka, saat itu nomor HP yang digunakan adalah milik orang tuanya yakni Gunawan dan Tutik yang kebetulan ketika itu tengah bekerja.
Sementara tersangka yang kerap dititipkan kepada neneknya, mbah Banyo selama ini memang tidak sepenuhnya mendapat pengawasan kedua orang tuanya.
Pada saat itu, HP milik orang tuanya yang disimpan di dalam lemari, dipinjam dari pukul 20.00 hingga pukul 21.00 WIB. Niatnya adalah untuk menghubungi temannya, Amar yang tak lain adalah anak dari guru ngajinya.
"Selama dipinjam tersangka, ibunya tidak tahu kalau HP digunakan untuk teror bom kepada guru ngajinya (pak Sigit-bu Ani Idayanti)," jelas Kapolresta Madiun, AKBP Aldrin Hutabarat, Jumat (31/7/2009).
Nah, lantaran saat menghubungi Amar tidak dijawab, maka tersangka pun dengan iseng menggoda dengan mengirimkan SMS ancaman teror bom dengan tujuan agar Amar menelpon balik dirinya. Kebetulan, yang menerima SMS dari tersangka adalah Ibu Ani, sehingga saat membacanya langsung panik dan melaporkan hal itu ke polsek terdekat.
"Kebetulan ketika SMS yang berisi teror bom dibuka oleh ibu kandung Amar. Saat itu juga, keluarga Amar panik dan melaporkan ancaman tersebut kepada Polsekta Kartoharjo," ungkapnya.
Saat pendalaman kasus itu, menurut dia, ternyata perbuatan yang dilakukan tersangka hanyalah iseng semata. Mengingat Amar, merupakan teman sebaya dan sering main bola bersama.
Selain itu, juga ayah dan ibu kandung Amar adalah guru ngaji di Mushola Al Mukharom Jalan Bumijaya, Kelurahan Rejomulyo atau tidak jauh dari TKP.**
Jadi Tersangka, Bocah SD Pelaku Teror Bom Tak Ditahan
Reporter : Ajun Ally
Madiun (InfoSEKITAR) - Bocah SD Negeri 01 Rejomulyo, pelaku teror bom dirumah Ny Ani Idayanti (36), warga Jalan Bumijaya 26, Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka Kepolisian Resor Kota (Polresta) setempat.
Tersangka yaitu IYS (9), siswa kelas IV SDN 01 Rejomulyo, Kota Madiun. Tersangka adalah anak sulung dari pasangan Gunawan dan Tutik, karyawati Dealer Motor Honda Surya Mustika Ratu Jalan Diponegoro Madiun.
Usai menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Anak Polresta Madiun, tersangka didampingi pihak Balai Perlindungan dan Pengawasan Anak (Bapas) Departemen Hukum dan Ham (Depkumham) Madiun, tidak ditahan dan dijinkan pulang dirumahnya.
Namun, dalam sepekan--tersangka 2 X dikenakan wajib lapor hingga proses penyidikan selesai dan berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Madiun untuk proses hukum dipersidangan umum.
"Mengingat tersangka masih dibawah umur, maka kami tidak melakukan penahanan. Ini demi, perkembangan dan masa depan anak," ujar Kapolresta Madiun, AKBP Aldrin Hutabarat dalam konfrensi persnya diruang VIP, Jum'at (31/7/2009).
Meski demikian, kata dia, proses hukum tetap berjalan sesuai prosedur. Tersangka ini, juga bakal mendapat penampingan kuasa hukum (PH), pada saat proses dipersidangan Pengadilan Negeri (PN) setempat.
Dalam pengungkapan kasus teror bom, diawali dengan mencarian sumber nomor hanphone (HP) yang digunakan oleh tersangka pada saat kirim SMS berdana ancaman teror kepada keluarga Ny Ani Idayanti.
Isi ancaman itu yakni "Awas Rumahmu Ada Bom. Saya Nusradi, Sekitar Jam 9 Rumahmu Hancur". Saat anggota melakukan pelacakan, mendapat konter ponsel yang tidak jauh dari TKP atau di Jalan Puspa Raya.
Dikonter tersebut, anggota meminjam buku laporan tanda pembelian pulsa masyarakat sekitar. Setelah dicek satu persatu dari lembar buku tanda pemasukan, diperoleh nama dan nomor yang identik dengan nomor yang diterima korban.
"Kebetulan pemilik konter ponsel, kenal betul pemilik nomor itu 085655746107 adalah bu Tutik yang masih tetangganya sendiri," jelasnya.
Ia mengatakan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 335 KUHP tetang Perbuatan Tidak Menyenangkan ancaman 1 tahun kurungan penjara. Yaitu dengan melawan hak memaksa orang lain untuk melakukan, tiada melakukan atau membiarkan barang sesuatu apa dengan kekerasan.
Selain itu, dengan suatu perbuatan lain ataupun dengan perbuatan tak menyenangkan atau dengan ancaman kekerasan. "Akan melakukan sesuatu itu baik terhadap orang itu maupun terhadap orang lain," tandas Kapolresta.**
Madiun (InfoSEKITAR) - Bocah SD Negeri 01 Rejomulyo, pelaku teror bom dirumah Ny Ani Idayanti (36), warga Jalan Bumijaya 26, Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka Kepolisian Resor Kota (Polresta) setempat.
Tersangka yaitu IYS (9), siswa kelas IV SDN 01 Rejomulyo, Kota Madiun. Tersangka adalah anak sulung dari pasangan Gunawan dan Tutik, karyawati Dealer Motor Honda Surya Mustika Ratu Jalan Diponegoro Madiun.
Usai menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Anak Polresta Madiun, tersangka didampingi pihak Balai Perlindungan dan Pengawasan Anak (Bapas) Departemen Hukum dan Ham (Depkumham) Madiun, tidak ditahan dan dijinkan pulang dirumahnya.
Namun, dalam sepekan--tersangka 2 X dikenakan wajib lapor hingga proses penyidikan selesai dan berkas Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Madiun untuk proses hukum dipersidangan umum.
"Mengingat tersangka masih dibawah umur, maka kami tidak melakukan penahanan. Ini demi, perkembangan dan masa depan anak," ujar Kapolresta Madiun, AKBP Aldrin Hutabarat dalam konfrensi persnya diruang VIP, Jum'at (31/7/2009).
Meski demikian, kata dia, proses hukum tetap berjalan sesuai prosedur. Tersangka ini, juga bakal mendapat penampingan kuasa hukum (PH), pada saat proses dipersidangan Pengadilan Negeri (PN) setempat.
Dalam pengungkapan kasus teror bom, diawali dengan mencarian sumber nomor hanphone (HP) yang digunakan oleh tersangka pada saat kirim SMS berdana ancaman teror kepada keluarga Ny Ani Idayanti.
Isi ancaman itu yakni "Awas Rumahmu Ada Bom. Saya Nusradi, Sekitar Jam 9 Rumahmu Hancur". Saat anggota melakukan pelacakan, mendapat konter ponsel yang tidak jauh dari TKP atau di Jalan Puspa Raya.
Dikonter tersebut, anggota meminjam buku laporan tanda pembelian pulsa masyarakat sekitar. Setelah dicek satu persatu dari lembar buku tanda pemasukan, diperoleh nama dan nomor yang identik dengan nomor yang diterima korban.
"Kebetulan pemilik konter ponsel, kenal betul pemilik nomor itu 085655746107 adalah bu Tutik yang masih tetangganya sendiri," jelasnya.
Ia mengatakan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 335 KUHP tetang Perbuatan Tidak Menyenangkan ancaman 1 tahun kurungan penjara. Yaitu dengan melawan hak memaksa orang lain untuk melakukan, tiada melakukan atau membiarkan barang sesuatu apa dengan kekerasan.
Selain itu, dengan suatu perbuatan lain ataupun dengan perbuatan tak menyenangkan atau dengan ancaman kekerasan. "Akan melakukan sesuatu itu baik terhadap orang itu maupun terhadap orang lain," tandas Kapolresta.**
Bocah SD Peneror Bom, Ditangkap Polisi
Reporter : Ajun Ally
Madiun (InfoSEKITAR) - Tidak berselang lama Iys (9), pelaku teror bom di Perumahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun ditangkap buser Polresta Madiun.
Dalam pemeriksaan intensif, pelaku yang juga siswa SD Negeri Rejomulyo kelas 4 itu, mengakui perbuatannya yakni melakukan aksi teror terhadap Ny Ani Idayanti (36), warga Jalan Bumijaya 26, Kelurahan Rejomulyo.
Teror dilakukan dengan cara, pelaku mengirim pesan singkat atau SMS menggunakan nomor hanphone (HP) miliknya 085655746107.
Korban menerima SMS malam kemarin yang isinya 'Rumah di Jalan Bumijaya 26 akan meledak 29 menit kemudian'. Karena, nomor pelaku tidak tercantum dalam HP Nokia 3200 milik korban.
"Seketika itu, keluarga korban panik dan langsung keluar rumah untuk mengungsi sementara," kata Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Eko Rudianto, Jum'at (31/7/2009).
Bersama itu, menurut dia, korban dibantu warga melaporkan ke Polsekta Kartoharjo dan ditindaklanjuti laporannya ke Mapolresta Madiun.
Tidak lama kemudian, Tim Pengendalian dan Penjinak Bom (Jibom) Polda Jatim Detasemen Kompi C di Madiun tiba di lokasi dan melakukan penyisiran disetiap ruang rumah itu.
Namun, selama 45 menit penyisiran dengan metal detector tidak ditemukan adanya benda peledak/berbahaya tersebut.
"Setelah dinyatakan steril, keluaraga korban baru diizinkan masuk ke rumahnya," terangnya.**
Madiun (InfoSEKITAR) - Tidak berselang lama Iys (9), pelaku teror bom di Perumahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun ditangkap buser Polresta Madiun.
Dalam pemeriksaan intensif, pelaku yang juga siswa SD Negeri Rejomulyo kelas 4 itu, mengakui perbuatannya yakni melakukan aksi teror terhadap Ny Ani Idayanti (36), warga Jalan Bumijaya 26, Kelurahan Rejomulyo.
Teror dilakukan dengan cara, pelaku mengirim pesan singkat atau SMS menggunakan nomor hanphone (HP) miliknya 085655746107.
Korban menerima SMS malam kemarin yang isinya 'Rumah di Jalan Bumijaya 26 akan meledak 29 menit kemudian'. Karena, nomor pelaku tidak tercantum dalam HP Nokia 3200 milik korban.
"Seketika itu, keluarga korban panik dan langsung keluar rumah untuk mengungsi sementara," kata Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Eko Rudianto, Jum'at (31/7/2009).
Bersama itu, menurut dia, korban dibantu warga melaporkan ke Polsekta Kartoharjo dan ditindaklanjuti laporannya ke Mapolresta Madiun.
Tidak lama kemudian, Tim Pengendalian dan Penjinak Bom (Jibom) Polda Jatim Detasemen Kompi C di Madiun tiba di lokasi dan melakukan penyisiran disetiap ruang rumah itu.
Namun, selama 45 menit penyisiran dengan metal detector tidak ditemukan adanya benda peledak/berbahaya tersebut.
"Setelah dinyatakan steril, keluaraga korban baru diizinkan masuk ke rumahnya," terangnya.**
Langganan:
Postingan (Atom)